About This Blog

Sekapur Sirih dari Mas Anom.


Halo saudara, Saya Raden Anom Prakoso S.Sn. Anda siapa ? Saya dulu kurang terkenal, dan untungnya sekarang juga.


Saya adalah seorang mahasiswa S1 ( Sekarang sudah sarjana ) jurusan Film di sebuah institusi di Jakarta kota bar-bar tersayang milik kita semua. Dimana aturan di kota ini adalah melanggar aturan. Dari sempitnya jarak antar manusia di Jakarta, saya sempat melahirkan sebuah tokoh untuk menambah kesemerawutan ibu kota. Saya beri nama Darius Usman.


Darius dilahirkan dari sebuah qoute dari filsuf besar Yunani.


" Satu hal yang aku tahu, aku tidak tahu apa-apa."


Darius gemar berkeliling dunia bersama saya untuk sekedar bertanya, mempertanyakan, memberi pertanyaan, bertanya-tanya dan tertanya. Tulisan dalam cerita ini sangat menyalahi kaidah penulisan karya sastra, baik dari penulisan tanda baca, ejaan, konten, etika, dan penggunaan istilah. Karena Darius dan saya tidak mau dianggap sebagai orang berintelejensi tinggi, ya walaupun pada dasarnya tidak juga. Cara membaca blog ini adalah membuka pikiran anda seluas-luasnya, jangan terlalu serius namun jangan pula tidak serius.


Salam dari orator minim pendengar !

Merdeka! ( kata siapa ? )

Selasa, 07 September 2010

Darius Usman, Etalase Makam.

Aku punya teman, ah ah ah, teman seperjuangan, ah ah ah, namanya Darius Usman, Alkisah suatu hari yang panas dan macet, karena hari itu adalah Hari Raya Idul Fitri. Setelah 1 bulan menahan hawa nafsu maka saatnya untuk mengeluarkan semua hawa nafsu setelahnya. Darius sudah pasti akan turut serta meramaikan keriaan yang terjadi. Salah satu tradisi dalam lebaran dalam rangka memuaskan hawa nafsu adalah membeli baju baru untuk selanjutnya dipakai dalam pertemuan keluarga ataupun silahturahmi dengan handai taulan.

Sudah barang tentu mas Darius yang kita cintai ini sudah membeli kostum super mahal. Karena bukan barunya yang penting tapi merknya. Jeans 3,5jt, Polo Shirt 700rb, Sneaker 1,5jt, celana dalem 300rb, belt 780rb, trucker cap 250rb, jam 20 jt, keperjakaan 1,6jt/6jam, semuanya sudah termasuk ppn. Ah Darius sudah sukses tampaknya, kata siapa?

Ah kamu naif, ukuran kesuksesan di dunia adalah tergantung berapa mahal barang yang anda miliki.Kata siapa? Terserah lah. Mari kita lanjutkan ceritanya.

Darius hari ini akan ke rumah saya rencananya, ikut sungkeman dan kumpul keluarga bersama saya punya keluarga besar. Saya hari itu yang hanya memakai baju koko bekas Alm. ayah saya , sangat berbeda dengan Darius, semua baru. Rencananya hari itu setelah sholat ied kami akan sungkeman dan lalu ke makam untuk nyekar ke makan kakek dan yah saya. Dia ( si Darius ) itu ngintil ( ngikutin kaya anak anjing ) kemana saya pergi. Akhirnya kami sampai di Taman Makam Pahlawan Cikutra. Macam-macam orang di makam itu. Entah apa niat mereka datang ke makam, ada yang berdandan seperti vokalis Armada, Kaca mata hitam bermerk tapi palsu, tak lupa kutek mencolok, dandanan ala penyanyi dangdut, atau apalah semua pernak pernik ( dengan harapan ) penarik perhatian. Sialnya, saya juga membawa seorang pria yang sudah berniat berpamer-pamer, ya si Darius itu.

Anom: "Harusnya pake baju biasa aja yus!"
Darius: "Lah kan lebaran, harus donk baju baru."
Anom: "Hah, tukang pamer."
Darius: "Biarin."

Setelah nyekar ke makam kakek saya di Makam Pahlawan, kami melanjutkan ke makam ayah saya di TPU nya. Seperti biasa jika hari lebaran pengemis dengan tampilan terbaik, dan "Top Collection". Semua luka dibuat basah, kaki hilang satu atau semua penyakit kulit dan sejenis kusta dikeluarkan untuk meraih keuntungan sebanyak-banyaknya. Suatu hal yang tidak disadari oleh pemerintah bahwa pengemis adalah sektor ekonomi kerakyatan.

Anom: "Yus, kalo lebaran makam itu etalase pameran.Dari yang paling kaya, yang rambutnya udah sasak ibu-ibu pejabat, ke makam dandanannya seperti mau arisan."
Darius: "Heuu, biarin lah, kan Lebaran."
Anom: "Sampe hari ini lebaran itu ritual semua isinya.Nilai intinya makin kabur."
Darius: "Kabur kemana?"
Anom: "......"
Darius: "Eh ada yang jualan seblak, old school ya.Oh iya, etalase bagaimana tadi?"
Anom: "Yang kaya sudah pamer, yang miskin juga sangat memamerkan kemiskinannya. Makin miskin dan terlihat miskin makin oke."
Darius: "Kasihan mereka nom."
Anom: "Harusnya ya biasa aja,kalo sudah kaya harus terlihat kaya?, kalo miskin juga harus keliatan miskin?"
Darius: "Udah ah, sampean terlalu serius."
Anom: "Ini yang bikin masyarakat berantakan, soalnya semuanya dibuat berlebihan."

Darius Usman, Motif Zakat

Aku punya teman, ah ah ah, teman sepermainan, ah ah ah, namanya Darius Usman. Alkisah Darius sedang menggoda seorang anak kecil yang bermain petak umpet. Ketika dia sedang sembunyi, Darius yang badannya sebesar ivan gunawan membuat si anak pasti ketahuan oleh temannya. Wajah si anak sudah mulai sangat kecut karena Darius yang tiba-tiba datang, senantiasa mengganggu persembunyiannya. Akhirnya si anak yang frustasi karena Darius selalu mengganggu pergi menggunakan angkot Dago-Caringin. Dia memutuskan untuk pergi sembunyi ke pasar Caringin saja, mungkin temannya tidak akan menemukan dia disana.

Darius yang ditinggal teman sepermainannya pergi ke daerah mampang, dia bertemu dengan seorang tua yang masih muda. Dia seorang pengamen dan menyambi sebagai copet dan pengemis. Namanya Nurdin. Nurdin tampak sudah lelah hari itu, kulitnya legam terbakar cahaya, dia tidak mungkin membeli krim anti matahari, karena perusahaan yang melindungi kulit tidak sudi barangnya dibeli oleh orang seperti Nurdin. Hari itu Nurdin berencana akan ke rumah seorang saudagar kaya untuk mendapatkan zakat dan jika beruntung dia mendapatkan satu buah bungkusan sembako.

Dia pergi jauh ke daerah Cilincing, disana banyak warga nelayan miskin dan juga ada saudagar besi tua asal Sumenep. Di depan rumah sang Saudagar sudah penuh sesak oleh warga miskin yang berkumpul menunggu pagar dibuka.

Darius: "Memang pasti dapet duitnya mas?"
Nurdin: "Wah ya untung2an kita mah"
Darius: "Wah susah juga ya, memang ga dapet dari Badan Zakat Nasional mas?"
Nurdin: "aduh kita mah kaga tau bang, untung2an juga itu mah."

Tak lama beberapa polisi yang menjaga pintu gerbang mulai membuka sedikit pintu gerbangnya. Warga mulai masuk merangsek dengan segala jenis jurus meyikut. Darius dan Nurdin pun terbawa arus bergoyang tanpa lagu dangdut masuk ke dalam kerumunan warga yang kelaparan. Darius tidak kuat menahan panas dan pengap dalam kerumunan, dia bergerak balik arah, keluar dari pusaran sengsara itu.

Satu jam berlalu, 16 orang pingsan, 34 anak balita menangis dan kehilangan orang tua, dan 141 lainnya tidak mendapatkan zakat ataupun sembako, termasuk Nurdin.

Darius: "Kehabisan mas?"
Nurdin: "wah,ya kita mah ga dapet. Penuh banget dah."
Darius: "sini saya bantu mintain, saya mau ke dalam."

Darius dengan gagah berani masuk ke dalam gerbang, dia bilang dia seorang saudagar ikan dan gurita. Tak lama dia bertemu dengan Musya'i, dia adalah pak bos-nya rumah itu. Godfather dari Sumenep.

Darius: "Pak,di luar banyak yang pingsan."
Musya'i: "Mau gimana lagi mas."
Darius: "Harus kaya gitu ya?"

Musya'i: "Saya takut kalo bukan saya sendiri yang ngasih nanti dimakan orang lain uangnya. Saya mau ibadah saya berbobot, zakat saya tapat sasaran. Mereka adalah sarana saya menuju surga, saya tahu saya bisa memberikan bantuan bagi banyak orang. Mungkin tidak semua bisa saya beri. Tapi saya sudah berusaha."

Darius: "Ah, saya kira bapak hanya ingin pamer kalo bapak ini kaya. Bukan zakat intinya."

Ah Darius, kenapa edisi ini kau terlalu serius?

Senin, 06 September 2010

Darius Usman, H-Mudik

Aku punya teman, ah ah ah, teman sepermainan, ah ah ah, namanya darius usman, alkisah darius sedang bekerja sebagai kuli panggul di tanah abang. Dia sudah resign dari pekerjaan sebelumnya, apa pekerjaan sebelumnya? ah saya juga tidak tahu, anda tahu?.

Kebetulan hari ini adalah h-3 menuju hari raya, kalo kata orang java, "kita orang bilang itu riyoyo." Darius ingin sekali mudik, seperti orang - orang. Orang Indonesia yang gemar pulang kampung, walaupun kampungnya sudah jadi kota. Maka untuk memenuhi keinginannya -yang sudah barang tentu belum tentu merupakan kebutuhannya- Darius bekerja keras. Dia mengangkat barang semua orang yang terlihat baru belanja di pasar tanah abang. Dia lebih menggemari mengangkat barang milik saudagar berkulit keling dari Nigeria, Marocco, atau negara-negara Afrika lainnya. Karena menurut Darius dan yang bukan menurut saya, orang Afrika jauh lebih royal dalam urusan tips.

Darius melepas lelah, topi dan kaosnya di pinggir jalan. Sambil meneguk segelas ale-ale, padahal hari itu semua orang berpuasa. Tapi tidak dengan Darius, dia seorang non muslim ( baca Darius Usman, 3G. ). Saat Darius sedang asyik meneguk minuman rasa jeruk murah itu, dia disamperi oleh Sarbino. Dia juga seorang kuli angkut di Tanah Abang.

Sarbino : " Wah ngga puasa mas ?"
Darius : " baca Darius Usman 3g dong.."
Anom : " Yoi "
Sarbino : " Oh iya mas, Mas Darius mudik ? "
Darius : " Maunya mas, ini sedang ngumpulin uang."
Sarbino : " Oh iya mas, tiket bis muaaahaal mas skrg. Mas-nya pulang kemana mas?"
Darius : " Nda tau mas, saya masih pikir-pikir. Yang penting mudik saya mas."
Sabrino : " Kalo saya ke Purwodadi mas. Tau mas ?"
Darius : " Oh ada maradona ya disana ? "
Sabrino : " Nah betul mass! Tugiyo! Maradona dari Purwodadi !"



TUGIYO MARADONA DARI PURWODADI


Darius : " Sudah kekumpul uangnya mas ?"
Sarbino : " Belum mas, masih kurang banyak."
Darius : "Memang harus banget ya mas mudik ?"
Sarbino : "Wah yah harus mas, lah wong riyoyo masak ga mudik mas?"
Darius : " Terus kalo uangnya kurang gimana mas ?"
Sarbino : "Yah paling ngutang dulu mas, mana buat beli baju koko anak2 belum juga mas."
Darius : " Lah, ko ngutang mas? Memang harus banget mas ?"
Sarbino : " Wah harus mas, malu ama sodara di kampung kalo ga pake koko baru, harus bawa oleh-oleh juga mas."
Darius : " Oh kalo puasa nahan hawa nafsu, tapi kalo sudah ga puasa boleh ga nahan ya mas ?"
Sarbino : " ya ngga gitu mas."

Darius : " tapi ko saya lihat orang islam kalo sudah mau selesai bulan puasa belanjanya gila-gilaan ya? Itu bukan ga bisa nahan ya mas?"

Sarbino : " lah gimana mas , namanya kan juga riyoyo."
Darius : " iya ya, mungkin inti puasa itu ya, riyoyo."
Anom : " YOI "

Sabtu, 04 September 2010

Darius Usman, ibu ibu muka iba bawa ubi

Aku punya teman, ah ah ah, teman sepermainan, ah ah ah namanya darius usman. Alkisah Darius sedang tidak puasa di bulan ramadhan karena dia sedang berhalangan. Dia sedang berjalan - jalan dengan si anom, anom juga tidak puasa waktu itu. Mereka berdua duduk di dalam mobil di depan sebuah mini market waralaba tempat barometer pergaulan anak muda. Kalo tidak beli minuman rasa jeruk disana maka tidak gaul anda.

Ada yang aneh dari mini market itu, saat bukan bulan ramadhan mini market itu tidak ramai pengunjung di siang hari, tapi pada saat ramadhan justru sangat ramai. Akibat keramaian itu Darius dan si Anom tidak kebagian tempat duduk sehingga mereka duduk di mobil saja.

Seorang pria metrosexual tiba - tiba mengetuk kaca mobil, lalu Darius membuka kaca itu.

Pria M(etrosexual) : " Heh, ngapain lo ?"
Darius : " Duduk lah! ada masalah lo ?", Darius sudah mulai memanfaatkan ketidapuasaannya dengan marah - marah.
Pria M : " Lah ngapain lo duduk di mobil gue? "
Darius : " Emang ini mobil siapa ?"
Pria M : " Ini mobil gue sob !, Gila lu."
Darius : " Oh iya?, Oke kalo gitu gue keluar ."

Darius lalu keluar dari mobil itu, dia berdiri di depan mini market, lalu datang seorang ibu tua dengan muka yang kasihan, ada tatto bertulis "KASIHAN" di dahinya. Dia membawa sebungkus ubi belum masak.

Ibu-ibu
: " adenn, dibeli ubinya den, buat makan den."

Darius melihat iba ibu-ibu yang bawa ubi. Darius sempat bertanya pada dirinya sendiri,
( Dia berbicara dalam hati seperti nikita willy yang sering bicara sendiri dalam hati di sinema elektronik pembangun mental bangsa )

"kenapa ibu ini butuh uang untuk makan padahal dia adalah ibu ibu muka iba bawa ubi, kan dia bisa makan ubi. Oh, mungkin dia bosan makan ubi, ingin makan McD. Oh mungkin juga sekarang ada kamera tersembunyi, kalo aku tolong orang ini mungkin aku akan diberikan 3 juta rupiah, berarti aku harus siap-siap menangis terharu. Terima kasih Mister X"

Darius lalu memberikan 20rb kepada ibu-ibu itu. Ibu itu mengangguk sambil menerima uang dan berkata " makasih adeen, makasiihh adeen..", sambil dia berlalu pergi.

Loh! Mana ubinya? Kok Pergi ? Mana kamera tersembunyi ? Mana mister x? mana kru "Tolong" atau "Uang Kaget" ? ARRRGGGGHHHHH..

Darius, mengomel sambil pergi dari mini market itu, Pengemis saja sudah korupsi...
Darius pergi, dan dia lupa meninggalkan saya di dalam mobil bersama pria metrosexual.
Tega kau Darius.